MediaEmpatPilar.com – JAKARTA – Maraknya penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda mendapat sorotan tajam dari Ketua PWI Pokja Kepolisian Jakarta Barat, Teuku Faisal. Dalam sebuah diskusi terbuka yang digelar di kantor PWI Pokja Kepolisian Jakarta Barat, yang beralamat di Cendrawasih Raya Cengkareng Jakarta Barat, Senin (21/7/2025), Faisal menegaskan bahwa perang melawan narkoba tidak bisa hanya dibebankan pada aparat kepolisian, melainkan membutuhkan keterlibatan seluruh elemen bangsa.
“Ini bukan semata urusan polisi atau BNN. Ini soal masa depan anak-anak kita. Soal keberlangsungan negeri ini. Jika kita tidak bergerak bersama, kita akan kehilangan generasi emas,” ujar Faisal penuh keprihatinan.
Menurutnya, penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja saat ini sudah sangat mengkhawatirkan, bahkan kerap berawal dari kebiasaan yang dianggap sepele: merokok, mengonsumsi alkohol, nongkrong hingga larut malam, nonton video porno, bermain judi online, hingga terlibat dalam geng motor dan tawuran.
“Banyak yang tak sadar bahwa rokok dan miras adalah pintu masuk. Lalu ada pengaruh lingkungan dan internet. Saat kontrol lemah, anak-anak bisa terjerat narkoba hanya dalam hitungan minggu,” jelas Faisal.
Satu Kasus, Banyak Sumber Masalah
Faisal juga mengungkapkan bahwa penanganan kasus narkoba pada remaja seringkali hanya berhenti pada proses hukum, tanpa ada upaya pemulihan menyeluruh terhadap kondisi psikologis, lingkungan sosial, maupun nilai-nilai keluarga.
“Kalau hanya ditangkap dan dipenjara, tapi tidak ada pembinaan, dia bisa kembali mengulang. Lingkungannya tetap sama, orang tuanya tetap tak peduli, sistem pendidikan tetap lemah. Ini bukan solusi,” tegasnya.
Ia menilai bahwa masalah narkoba sudah masuk ke akar sosial, sehingga pendekatan represif saja tidak cukup. Yang dibutuhkan adalah sinergi antara rumah, sekolah, media, tokoh agama, dan pemerintah, dalam membangun sistem perlindungan terhadap anak-anak muda.
Peran Orang Tua dan Sekolah Sangat Sentral
Dalam kesempatan itu, Teuku Faisal juga menyoroti melemahnya pengawasan orang tua dan lemahnya pendidikan karakter di sekolah.
“Hari ini, banyak anak SMP sudah pegang HP 24 jam. Tapi adakah orang tua yang benar-benar tahu apa yang ditonton anaknya? Di sekolah, pelajaran moral digantikan target nilai ujian. Ini bahaya laten,” katanya.
Faisal mengajak para pendidik untuk kembali memprioritaskan pembentukan akhlak dan pengawasan terhadap perilaku siswa, bukan semata pencapaian akademik.
Media Juga Harus Hadir sebagai Penyelamat
Sebagai wartawan senior, Faisal juga mengajak para jurnalis untuk tidak hanya menjadi “penonton” dari kasus-kasus kenakalan remaja yang viral, tetapi juga menjadi bagian dari gerakan pencegahan.
“Media harus ikut menjaga akal sehat masyarakat. Tulis berita bukan hanya soal siapa ditangkap, tapi kenapa dia bisa begitu. Berikan edukasi, bukan sensasi,” tuturnya.
Seruan Moral: Ini Tanggung Jawab Kita Semua
Di akhir pernyataannya, Faisal menegaskan bahwa narkoba adalah ancaman nasional, dan semua pihak harus mengambil bagian dalam melindungi generasi penerus bangsa.
“Kalau hari ini kita cuek, besok yang jadi korban bisa anak kita sendiri. Jangan tunggu sampai terlambat. Mari kita ubah cara pikir: narkoba bukan cuma urusan polisi, ini tanggung jawab kita sebagai bangsa.”
Faisal juga mendorong adanya gerakan nasional berbasis komunitas yang aktif turun ke sekolah, kampus, tempat ibadah, dan ruang publik untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya narkoba dan pentingnya peran keluarga.
Jangan Menyesal Saat Sudah Terlambat
Apa yang disampaikan Teuku Faisal bukan sekadar peringatan, tapi alarm sosial yang sudah berbunyi keras. Jika tak segera disikapi dengan kolaborasi dan komitmen nyata, Indonesia bukan hanya akan kehilangan generasi, tapi juga masa depannya.
Editor : Peri Ryan